Tahukah Kamu apa itu sprayer? Atau mungkin, pernah melihat benda yang digunakan untuk menyemprot tanaman? Yup, sprayer atau alat penyemprot digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah tertentu bahan kimia aktif pemberantas hama penyakit yang dilarutkan kedalam air ke objek semprot, seperti daun, tangkai, buah, dan juga ke sasaran semprot seperti hama dan penyakit tanaman. Efisiensi dan efektivitas alat penyemprot ini ditentukan oleh kualitas dan kuantitas bahan aktifnya yang terkandung dalam dalam setiap butiran tersemprot (droplet) yang melekat pada objek dan sasaran semprot.
Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Sprayer juga didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan. Fungsi utama sprayer adalah untuk memecah cairan yang disemprotkan menjadi tetesan kecil (droplet) dan mendistribusikan secara merata pada objek.
Sekarang Kamu sudah mengetahui apa itu sprayer dan apa fungsinya. Lanjut, berikut adalah beberapa kegunaan khusus dari sprayer, diantara adalah:
Sementara itu, fungsi lain dari nozzlenya adalah:
Selain itu, tujuan dari sprayer adalah agar mampu melakukan kalibrasi serta menentukan jumlah pelarut untuk kebutuhan budidaya tanaman tertentu.
Untuk keperluan pertanian, sprayer dikenal dengan tiga jenis sprayer, diantaranya adalah sebagai berikut:
Biasa dikenal dengan alat semprot punggung. Sprayer ini paling umum digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran, atau di perkebunan.
Prinsip kerja dari knapsack sprayer adalah:
Larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakkan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot. Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa diusahakan konstan, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10 – 15 Psi. Tekanan sebesar itu diperoleh dengan cara memompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus digerakkan sekali naik-turun. Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi berkisar antara 13, 15, 18, 20 tergantung merknya.
Sprayer jenis ini menggunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung jenis dan merknya, antara lain digendong di punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakkan di atas tanah, dibawa pesawat terbang, dan sebagainya.
CDA Sprayer tidak menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan larutan semprot ke bidang semprot sasaran, melainkan berdasarkan gaya gravitasi dan putaran piringan. Cara kerjanya adalah: larutan mengalir dari tangki melalui selang menuju nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spinning disc), dan disebarkan ke arah bidang sasaran. Putaran piring digerakkan oleh dinamo dengan sumber tenaga baterai 12 volt. Putaran piringan sebesar 2.000 rpm dan butiran yang keluar seragam dengan ukuran 250 micron. Ukuran 250 micron merupakan ukuran optimal untuk membasahi permukaan gulma.
Itulah informasi sekilas mengenai sprayer yang telah kami rangkum. Semoga informasi ini dapat bermanfaat.